|
Tere Liye - Moga Bunda Disayang Allah |
Apa yang kau rasakan ketika terjaga dari tidur mendapati keadaan sekitar hitam kelam dan sunyi? Tak ada cahaya. Dan tak ada suara. Panik? Takut? Jengkel? Sesak? Atau marah? Bagi Melati, gadis kecil berusia 6 tahun, dia telah terbiasa dengan keadaan seperti itu. Sepanjang waktu yang dia jumpai hanya hitam, kosong dan sunyi. Hati ibu mana yang tak sedih melihat anak semata wayang mereka, buta, tuli, dan bisu.
Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Dokter-dokter ahli telah didatangkan dari ibukota dan luar negeri. Bukannya lebih baik, Melati menggigit jari salah seorang dokter nyaris putus. Melati memang tidak mudah untuk didekati. Ia tidak suka dipegang, karena ia bisa berang, meronta, dan mengamuk. Bunda tak putus-putusnya berdoa dan berusaha. Walau Melati mustahil untuk bisa mendengar atau melihat, Bunda berharap setidaknya Melati bisa mengenal Ayah, Bunda,dan Sang Pencipta. Bunda mempercayai firman-Nya : dibalik setiap kesulitan terdapat suatu kemudahan. 3 tahun telah berlalu, Bunda sabar menunggu datang keajaiban untuk putri kecil. Ia telah sampai pada titik asa.
Baca selengkapnya disini :
Tere Liye - Moga Bunda Disayang Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar