Kesalahan yang Sering Dilakukan dalam Budidaya Anggrek
Tidak ada yang menyangsikan keindahan bunga anggrek, sehingga sering dipilih
untuk menyemarakan taman atau penghias ruangan. Saat ini bahkan bunga anggrek
sudah jadi cendera mata atau parsel. Namun tidak semudah yang dibayangkan dalam
merawat tanaman anggrek untuk mendapatkan bunga yang indah. Tidak sedikit yang
kecewa lantaran bunga yang ditunggu-tunggu tidak kunjung muncul. Kemunculan
bunga anggrek inilah yang masih menjadi masalah bagi para hobiis. Secara umum
bunga anggrek akan muncul satu kali dalam setahun atau 3 kali dalam 2 tahun.
Tergantung dari kondisi lingkungan yang tepat dan nyaman untuk tanaman anggrek,
juga tergantung dari perawatan yang dilakukan.
Sering kali kesalahan-kesalahan
baik dalam memilih jenis anggek, maupun dalam merawatnya. Hal ini terutama
banyak dilakukan oleh hobiis pemula. Pemilihan jenis harus disesuaikan dengan
kondisi lingkungan penanaman. Bila salah, bukan tidak bisa hidup, namun tanaman
anggrek tersebut akan butuh waktu lama untuk menyesuaikan, sehingga pembungaan
juga akan tertunda. Kesehatan dan kesuburan tanaman juga akan terganggu.
Adapun
kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan dalam merawat tanaman anggrek sebagai
berikut :
1. Kebutuhan sinar matahari
Sebagian besar tanaman anggrek tidak memerlukan intensitas sinar matahari secara
penuh. Anggrek dendrobium, oncidium dan cattleya membutuhkan intensitas sinar
matahari yang sama yaitu 50 – 60%, anggrek bulan membutuhkan intensitas sinar
matahari yang paling rendah, hanya 15 – 30%, anggrek vanda pensin butuh
itensitas sinar matahari penuh, sedang anggrek vanda sabuk perlu redup,
kebutuhannya hanya 30 – 50%, Saat ini sangat mudah sekali untuk memenuhi
kebutuhan intensitas sinar matahari yang sesuai, tinggal buat naungan dengan
paranet yang ketebalannya bisa disesuaikan. Banyak hobiis pemula salah memahami,
hanya kecukupan intensitas sinar matahari saja yang diperhatikan. Sehingga
banyak juga yang menempatkan tanaman anggreknya di teras rumah atau
ditempat-tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung. Yang terjadi,
tanaman anggrek mogok tidak mau berbunga kembali. Satu hal yang tidak
diperhitungkan adalah lama penyinaran terhadap tanaman anggrek. Lama penyinaran
ini penting saat membungakan tanaman anggrek, kebutuhan rata-rata 12 – 16 jam
penyinaran, dari pagi sampai petang. Hanya anggrek cattleya yang malah terbalik,
saat pembungaan membutuhkan gelap yang lebih panjang yaitu 14 jam. Untuk itu
bila ingin menanam anggrek cattleya perlunya disiapkan tempat yang bisa
digelapkan lebih lama.
2. Menyiram secara berlebihan
Masih banyak para hobiis yang beranggapan bahwa tanaman anggrek perlu air lebih
banyak, sehingga setiap hari anggreknya disiram sampai basah. Sebenarnya yang
diperlukan tanaman anggrek adalah kelembaban, kelebihan air pada media tanam
akan menimbulkan masalah, tumbuhnya jamur yang dapat membuat busuk akar. Adpun
faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam meyiram tanaman anggrek adalah media
tanam yang digunakan, kelembaban dan temperatur lingkungan, sirkulasi udara,
jenis pot dan ukuran tanaman. Prinsipnya tanaman anggrek tidak senang dengan air
yang melimpah secara terus menerus, namun yang disukai adalah kelembaban yang
tinggi.
3. Anggrek tidak perlu dipupuk, cukup disiram
Ada yang masih beranggapan
bahwa tanaman anggrek tidak perlu dilakukan pemupukan, cukup disiram, karena
media tanam sudah menyediakan hara untuk tanaman. Hal ini kurang tepat, karena
hara yang ada di media tanam sangat terbatas. Media tanam humus kaliandra saja
yang cukup memberikan hara, namun tidak akan mencukupi untuk kehidupan tanaman
anggrek yang panjang. Dan humus kaliandra biasanya hanya digunakan untuk menanam
tanaman seedling sampai remaja. Untuk itu pemupukan tetap harus dilakukan.
Gunakan pupuk lengkap dengan kandungan NPK dan unsur mikro. Kandungan NPK
disesuaikan dengan tingkatan umur anggrek.
4. Pemupukan ditabur pada media tanam
Akar-akar anggrek adalah akar nafas, dan lunak, mudah sekali rusak atau
membusuk. Menabur pupuk dimedia tanam akan meracuni tanaman, akar-akar anggrek
akan rusak, membusuk dan tanaman akan mati. Hal yang demikian mungkin tidak
disadari oleh para hobiis pemula. Pemupukan tanaman anggrek yang terbaik adalah
dengan menggunakan pupuk daun dengan dispraykan pada seluruh tanaman secara
merata. Daun anggrek mempuyai daya serap cairan lebih kuat dibandingkan dengan
akarnya. Pupuk tabur yang bisa digunakan hanya pupuk yang bersifat slow release
atau lambat urai. Yang berbentuk granul, dan bisa diberikan hanya tanaman
anggrek yang menggunakan media moss atau humus kaliandra.
5. Dirangsang terus dengan pupuk bunga
Karena tidak sabar dan tidak memperhatikan hal lain yang mempengaruhi
pembungaan. Maka dilakukan terus memupuk untuk merangsang munculnya bunga. Yang
terjadi justru tanaman rusak, daun-daun dipaksa untuk berfotosistesis dan
energinya dipakai untuk pembungaan. Tanaman tidak diberikan kesempatan untuk
menumbuhkan tunas daun baru. Akibatnya semakin lama sel-sel tua akan mati,
karena tunas muda tidak tumbuh, cadangan makanan yang ada seluruhnya hanya untuk
pembungaan. Akhirnya tanaman lemah dan mati. Untuk itu harus dijaga keseimbangan
pertumbuhan vegetatif dan generatifnya. Dengan memberikan pupuk dengan kandungan
hara sesuai dengan tingkatan pertumbuhannya. Misalnya, setelah habis berbunga,
tanaman anggrek akan kembali ke fase vegetatif, dengan membentuk tunas daun baru
(anggrek simpodial), setelah itu masuk kembali ke fase generatif atau
pembungaan.
Itulah hal-hal yang mestinya tidak boleh dilakukan, kadang tidak
disadari, dan tersadar setelah tanaman anggreknya mati. Banyak juga yang kecewa
setelah membeli anggrek berbunga, habis bunganya tidak mau berbunga kembali.
Tanaman anggrek tidak hanya butuh air dan pupuk, kondisi lingkungan yang sesuai
dengan jenis anggrek juga ikut berperan tanaman anggrek akan tumbuh subur dan
rajin berbunga.
Gambar : kiyanti2008.wordpress.com
Disadur dari : wawaorchid.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar